LENSAISH.COM – Nasihat ini benar-benar sangat populer di masyarakat Jawa. Meski tidak jelas benar siapa yang telah meninggalkan warisan adiluhung (baik dan indah) tersebut, namun substansinya sangat penting karena dapat menjadi pedoman dalam kehidupan keseharian.
Nasihat yang berisi tiga larangan-jangan gampang terkejut, jangan gampang merasa heran dan jangan sok-mengisyaratkan agar memiliki kepribadian yang tenang, smart (menarik), arif dan bijaksana dalam kehidupan.
1. Aja Kagetan
Mengisyaratkan sebuah nasihat bijak agar memiliki hati yang tegar dan kuat. Secara sederhana, kategori orang yang memiliki hati yang tegar dan kuat bisa dilihat ketika sedang sakit; pertama, apakah sering mengeluh atau tidak; kedua, jika terpaksa mengeluh, kata-kata apa yang sering disebut-sebut: “aduuuhh…“, ataukah “ibuuuu…“, atau “tolooooong..“, dan sebagainya.
Baca juga:
Orang dengan gambaran seperti itu, sudah jelas mentalnya lemah, karena suka mengeluh dan rewel. Mereka tidak survive (mempertahankan diri). Sebaliknya, seseorang yang ketika sakit berpenampilan tenang, kalem, tabah, sareh (lembut), atau seandainya mengeluh dia harus atau terpaksa sambat (mengadu) kepada Tuhan: bukankah hanya Tuhan yang bisa menyelesaikan masalah hamba-hambaNya?, sesungguhnya memiliki ketahanan mental yang baik.
Ketangguhan mental yang baik inipun menjadi prasyarat ketika berbaur dengan masyarakat luas. Di manapun dan dengan siapa pun bergaul, tidak akan terpengaruh. Tetap ada kontrol diri yang kuat.
2. Aja Gumunan
Orang yang gampang terkejut (kagetan), menunjukkan kapasitas kepribadian yang rendah. Ibarat lukisan-ada yang berwarna merah, kuning, hitam, hijau, ungu, biru dan putih, akankah memilih satu atau dua warna saja? Atau membuang sebagian dari warna yang tidak disukai?.
Baca juga:
- Humor: Ketika Syekh Nawawi Menyamar Jadi Pembantu dihadapan Para Guru Besar Mesir
- Asal-Usul Syair Tombo Ati, Syair Sunan Bonang Sebagai Penenang Jiwa
Keragaman warna dalam lukisan menjadi satu-kesatuan yang akhirnya menjadi lukisan yang indah. Begitulah nasihat ini mengajarkan tentang hidup dan kehidupan.
3. Aja Dumeh
Suatu keadaan kejiwaan yang mendorong seseorang untuk berbuat selagi atau mumpung sedang berkuasa hingga dapat menampakkan diri. Nasihat ini mengajarkan untuk menyingkirkan kondisi kejiwaan tersebut-seolah hanya dirinya yang patut dihormati dan dimuliakan- dan supaya menyikapi kenikmatan dengan sungguh-sungguh, sehingga tidak menyebabkan malapetaka yang menghinakan.