oleh

Asal Usul Hampers, Bingkisan Lebaran Kekinian

LENSAISH.COM – Menjelang Idulfitri, memberikan bingkisan untuk sanak saudara rasanya menjadi sebuah tradisi untuk dilakukan. Pasalnya, momen ini tidak terjadi setiap hari. Hanya satu kali dalam satu tahun.

Berbicara tentang bingkisan, ada satu istilah yang sangat populer. Ialah hampers yang kepopulerannya sudah menggantikan parsel. Meskipun sering dianggap sama, ternyata keduanya berbeda, lho!

Dari segi makna misalnya, Cambridge Dictionary menerangkan bahwa hampers adalah suatu kotak berisi makanan dan minuman yang diberikan sebagai kado, sedangkan parsel ialah suatu benda atau sekumpulan benda yang diselimuti kertas. Nah, untuk lebih jelas lagi mengenai hampers. Kita cari tahu, yuk, sejarah hampers!

Awal mula terciptanya Hampers

Istilah hampers pertama kali dipopulerkan di Inggris oleh William the Conqueror, yang memimpin negara pada abad ke-11, bertepatan usai Pertempuran Hastings. Hampers bermuara dari bahasa Perancis “Hanapier” yang bermakna “keranjang untuk piala”.

Baca Juga  Ardhito Pramono: Maksimal di “Masa Masa”

Mulanya, 1000 tahun yang lalu, keranjang anyaman digunakan untuk membawa makanan dan anggur dalam pengembaraan panjang melewati daratan dan laut. Adapun anyaman tak lain bahan utama keranjang makanan yang bersifat tahan lama.

Baca Juga:

Beranjak tahun 1800-an, terjadi pergeseran makna dan fungsi. Revolusi industri mengubah wajah keranjang anyaman menjadi bingkisan untuk perayaan Natal. Bahkan, pemberian hampers sudah menjadi tradisi disana.

Transisi hampers ini bermula dari kisah keluarga Victoria. Pada abad ke-19, keluarga Victoria kelas menengah dan atas menjadikan hampers sebagai bingkisan mewah untuk diberikan ke orang lain. Lantas, mengapa sekarang hampers lebih digandrungi meskipun harganya lebih mahal?

Meningkatkan derajat sosial

Baca Juga  Cara Mengontrol Pikiran Agar Kamu Bahagia

Menurut Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS), seseorang membeli benda lebih mahal bukan lantaran fungsinya, melainkan sebagai perwujudan simbolisasi. Nilai simbolik itu memberikan makna bahwa benda-benda memberi kesan lebih kepada pembelinya. Setali tiga uang, hampers memiliki kesan lebih eksklusif, klasik, dan unik.

Baca Juga:

Penataan kemasan dapat memperkuat nilai simbolik pada suatu benda. Makanya, tak mengherankan jika banyak orang memborong benda dengan kualitas standar lebih rendah dengan harga tinggi agar terkesan sebagai tinggi, elit, dan eksklusif.

Dengan demikian, pola konsumsi anak muda tidak lagi berpusat pada nilai fungsi barang, melainkan pada meningkatkan derajat atau kehormatan sosial. Mengapa? Karena benda-benda bermerek dan mahal berkesan tidak bisa dijangkau mudah oleh kelas menengah ke bawah.

Baca Juga  Sumpah Pemuda, Awal Rangkaian Panjang Perjalanan Bahasa Indonesia

Itulah sebabnya hampers banyak diburu pada masa kini karena kemasannya yang terkesan mewah dan eksklusif. Yang ketika diberikan ke penerima, dapat meningkatkan derajat sosial pemberi ke kelas atas atau pun memberikan kesan yang spesial.

Perbedaan Hampers dan Parsel

Selain istilah, terdapat beberapa perbedaan antara hampers dan parsel. Pertama, hampers bersifat lebih khusus, lantaran pengirimannya tidak boleh berbenturan dengan benda lain. Mengingat ini berpotensi merusak bingkisan. Berbeda dengan parsel yang merujuk pada seluruh benda yang dikirim.

Parsel juga tidak diperlakukan secara dekat, lantaran bersifat sebagai paket biasa. Sebaliknya, hampers berkesan lebih personal dan dekat karena dikirimkan pada hari khusus dan terdapat kartu ucapan di dalamnya.

Penulis : M. Fikri Ainul HanaRedaktur Pelaksana www.lensaish.com

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *