Asal Usul Pelaksanaan Hari Raya Imlek di Indonesia: Dari Larangan hingga Perayaan Meriah

LENSAISH.COM – Hari Raya Imlek merupakan perayaan tahun baru dalam kalender Tionghoa yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Meskipun saat ini dirayakan dengan meriah, perayaan Imlek di Indonesia pernah mengalami pasang surut, bahkan sempat dilarang di masa Orde Baru. Lalu, bagaimana asal usul dan perkembangan pelaksanaan Imlek di Indonesia?

Jejak Sejarah Imlek di Nusantara

Kehadiran Imlek di Indonesia tidak terlepas dari kedatangan etnis Tionghoa yang bermigrasi ke Nusantara, sejak abad ke-15. Pada masa itu, para pedagang Tionghoa yang datang ke berbagai wilayah seperti Batavia (Jakarta), Semarang, dan Surabaya, membawa serta budaya dan tradisi mereka, termasuk perayaan Tahun Baru Imlek.

Di era kolonial Belanda, masyarakat Tionghoa diberikan kebebasan untuk menjalankan tradisi mereka, termasuk merayakan Imlek dengan berbagai ritual, seperti sembahyang di klenteng, berbagi angpao, dan mengadakan barongsai. Bahkan, di beberapa kota besar, perayaan Imlek menjadi ajang budaya yang menarik perhatian masyarakat luas.

Baca Juga  Pentingnya Kecerdasan Emosional dan Spiritual Sebagai Karakter

Larangan Perayaan Imlek di Era Orde Baru

Pada tahun 1967, di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, dikeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 14 Tahun 1967 yang melarang segala bentuk perayaan yang berkaitan dengan kebudayaan Tionghoa di ruang publik, termasuk Imlek. Kebijakan ini merupakan bagian dari asimilasi yang bertujuan untuk melebur identitas etnis Tionghoa ke dalam budaya Indonesia.

Akibatnya, selama lebih dari tiga dekade, perayaan Imlek hanya dilakukan secara tertutup di lingkungan keluarga atau tempat ibadah tertentu. Banyak tradisi yang mulai ditinggalkan karena tekanan politik dan sosial pada masa itu.

Kebangkitan Imlek di Era Reformasi

Perubahan besar terjadi setelah reformasi 1998. Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencabut Inpres No. 14/1967 dan mengizinkan kembali perayaan Imlek secara terbuka. Pada tahun 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan Imlek sebagai hari libur nasional, menandai kebangkitan budaya Tionghoa di Indonesia.

Baca Juga  Aja Kagetan, Aja Gumunan, Aja Dumeh!

Sejak saat itu, Imlek dirayakan dengan penuh semarak di berbagai daerah. Tradisi seperti barongsai, pasar malam, perayaan di klenteng, hingga pembagian angpao kembali menjadi bagian dari budaya Indonesia.

Imlek di Indonesia saat ini

Saat ini, Imlek tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga menjadi bagian dari keberagaman budaya Indonesia. Banyak kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Medan mengadakan festival Imlek dengan berbagai atraksi budaya. Bahkan, simbol-simbol Imlek seperti lampion merah dan dekorasi khas Tionghoa sering menghiasi pusat perbelanjaan dan ruang publik

.Pelaksanaan Imlek di Indonesia, menjadi bukti bahwa keberagaman budaya dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Dari larangan hingga perayaan meriah, Imlek kini menjadi salah satu hari besar yang dirayakan dengan penuh sukacita di Tanah Air.

Baca Juga  Simak! 5 Tips Belajar Daring dengan Efektif dan Tenang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *