oleh

Berpikir Kreatif, Penting Bagi Gerakan Menggali Ide

LENSAISH.COM, SEMARANG – Literasi biasanya selalu disangkut pautkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Padahal, apabila dipahami lebih dalam, literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

Permasalahannya saat ini adalah Indonesia memiliki indeks literasi yang relatif rendah. Menurut Program for International Student Assessment (PISA), pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara yang disurvei oleh PISA. Dengan kata lain, Indonesia merupakan negara yang termasuk ke dalam 10 negara dengan indeks literasi terendah.

Sebagai salah satu bentuk meningkatkan indeks prestasi di Indonesia. Griya Peradaban kembali melanjutkan serial diskusinya dalam Kuliah Alternatif 3. Dalam Seri keempat tersebut, Griya Peradaban mengangkat topik tentang Creative Literacy.

Baca Juga  Gelar Webinar, DPD GRADASI Jawa Tengah Dukung Perkembangan UMKM

Dalam kesempatan ini, Nadea Lathifah (Duta Internasional Griya Peradaban) dan Amrizarois Ismail (Direktur Griya Riset Indonesia) sebagai narasumber pada Sabtu, (29/01/2022).

Ruang virtual sesi keempat Kuliah Alternatif Angkatan Ketiga Perkumpulan Generasi Muda Griya Peradaban. Sabtu, (29/01/2022) (Foto: LA)

Diskusi yang dipandu Kiky Angraeni Aktivis Griya Peradaban ini, dihadiri oleh 50 peserta kuliah alternatif.

Nadea Lathifah menyebut bahwa literasi seharusnya tidak dimaknai dengan kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan juga dengan kemampuan dalam menganalisis sesuatu.

“Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, melainkan tentang kompetensi nalar dalam memecahkan memahami suatu fenomena dan kemudian diadopsi menjadi bentuk pemecahan masalah,” ujarnya

Sementara itu, menurut Amrizarois bagaimana cara menulis berbagai karya tulis dan bagaimana cara mempublikasikannya.

Baca Juga  Kenapa Perjalanan Pergi Serasa Lebih Lama daripada Pulang?

Pada akhir sesi, pria kelahiran Demak ini menjelaskan tentang pentingnya tulisan dalam mengubah dunia.
“Salah satu jalan mengubah peradaban adalah dengan tulisan,” pungkasnya. (LA/FA-Rls/HA)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *