LENSAISH.COM, KUDUS – Sekretaris Jendral Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) RI, Sarjono Amsan, mengajak anak muda pegiat industri kreatif ngopi gayeng riang gembira dan diskusi terkait koperasi bertempat di Warung Kopi Baca Kudus pada Rabu, (31/07/2024).
Dalam diskusi dan pelatihan pengembangan koperasi bagi anak muda ini Sarjono menekankan pentingnya koperasi sebagai wadah untuk mendukung kemandirian anggota dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
“Koperasi seharusnya tidak hanya dipahami sebagai lembaga simpan pinjam atau pemberi modal,” ungkapnya.
Diskusi ini dihadiri oleh puluhan peserta dari berbagai kelompok, termasuk Komunitas Kampung Budaya Piji Wetan, Komunitas Jb Motor Second, Komunitas Konten Kreator, Koperasi Mahasiswa, serta kelompok industri kreatif. Sarjono menjelaskan bahwa koperasi seharusnya didesain berdasarkan kebutuhan anggotanya agar dapat berfungsi secara optimal.

Sarjono menilai bahwa koperasi yang sehat mampu menekan biaya pengeluaran anggota dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan mereka. Ia mengkritik pergeseran fungsi koperasi yang saat ini banyak beralih menjadi lembaga simpan pinjam yang menyerupai bank, kurang mendukung masyarakat kecil.
“Koperasi yang benar adalah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh anggota, dan hasilnya untuk anggota,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pengembangan koperasi harus melibatkan lebih banyak anggota dan pelaku UMKM, bukan hanya bergantung pada besarnya modal.
Ketua Badan Koperasi Pemuda Koperasi (BKPK), Nur Khalim Mahmudi, juga menyoroti pentingnya melibatkan generasi muda dalam gerakan koperasi, khususnya di Kabupaten Kudus. Khalim melihat potensi besar yang bisa dikembangkan melalui koperasi di Kudus, seperti koperasi pertanian dan UMKM.
Khalim memberikan contoh pengelolaan kopi di Lereng Muria yang dapat didorong dengan pengolahan kopi berkualitas. Dengan cara ini, petani kopi tidak hanya bergantung pada sistem petik hijau tradisional dan dapat memasarkan produknya ke kedai-kedai di Kudus.
Selain kopi, Khalim juga menyoroti potensi pengembangan Jenang Kudus, nanas, dan desa wisata.
“Koperasi desa dapat mendorong pengembangan desa wisata di Kabupaten Kudus, meningkatkan produktivitas, dan membantu pelaku UMKM,” jelasnya.
Khalim berharap adanya koperasi desa akan memperkuat kerjasama antar koperasi dan mendukung pelibatan lebih banyak pelaku usaha dalam kegiatan ekonomi lokal. Ia percaya bahwa koperasi dapat menjadi pilar ekonomi masyarakat jika dikembangkan dengan baik dan sesuai kebutuhan daerah.
Sarjono Amsan menutup diskusi dengan menekankan bahwa koperasi harus kembali pada prinsip dasarnya untuk memenuhi hajat orang banyak dan memberdayakan anggotanya. Ia berharap melalui pelatihan seperti ini, pemahaman masyarakat tentang koperasi dapat meningkat.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan baru tentang peran koperasi tetapi juga mendorong praktik koperasi yang lebih efektif di lapangan. Dengan pengelolaan yang tepat, koperasi dapat berkontribusi signifikan terhadap pemberdayaan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. (LA/RLS/HA)