LENSAISH.COM – Sunan Kudus adalah salah satu tokoh Wali Songo sekaligus pendiri Kota Kudus yang memiliki segudang teladan akhlak dan sifat yang mulia. Sebagai pribadi yang kharismatik, beliau mewariskan karakter sebagai pendakwah yang luas keilmuan, keagamaan dan juga sikap toleransinya. Sunan Kudus juga terkenal dengan kepiawaian beliau dalam menyusun strategi perang.
Masyarakat Kudus sangat mengenal falsafah warisan dari Sunan Kudus sebagai panutan dan suri tauladan. Falsafah tersebut berbunyi ‘Gus Jigang’ yang merupakan akronim dari Gus (bagus), Ji (ngaji), dan Gang (dagang). Falsafah lokal dari Sunan Kudus ini membawa harapan supaya masyarakat Kudus memiliki budi pekerti (moralitas atau ahklak) yang baik, pandai mengaji atau mengkaji, serta pandai berdagang maupun berbisnis.
Implementasi filosofi ‘Gus Jigang’ sangat penting bagi masyarakat Kudus. Hal ini dalam rangka melestarikan karakter dan budaya tersebut. Generasi milenial sudah selayaknya benar-benar mewarisi nilai-nilai, budaya dan karakter Gus Jigang. Masyarakat Kudus perlu sadar akan pentingnya makna yang terkandung dalam kata Gus Jigang. Sebab, ketiga nilai tersebut saling berkorelasi dan menjadi satu kesatuan utuh yang tidak bisa terpisahkan.
Pertama, ‘Gus’ adalah akronim dari kata ‘bagus’ yang berarti baik perilaku, akhlak atau budi pekertinya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia wajib mengedepankan perilaku baik di mana pun ia berada. Maka dari itu, masyarakat Kudus harus benar-benar paham dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kata ‘Gus’ ini.
Kedua, ‘Ji’ adalah akronim dari mengaji atau juga dapat bermakna mengkaji. Dalam hal ini, masyarakat Kudus, khususnya generasi milineal harus memiliki semangat untuk selalu konsisten menjalankan ajaran syariat agama (Islam). Santri milenial harus terus menemukan terobosan inovasi-inovasi, namun tetap berbasis pada karakter ngajinya.
Ketiga, ‘Gang’ adalah akronim dari dagang. Maksudnya, memiliki kepandaian atau keuletan dalam berdagang, berwirausaha atau berbisnis. Terkhusus bagi para pebisnis Kabupaten Kudus harus memiliki semangat tinggi (ghiroh) untuk berwirausaha atau berbisnis dengan prinsip disiplin, jujur, tekun, berani menanggung risiko, memiliki daya kreasi, motivasi dan mampu berinovasi.
Di zaman sekarang, falsafah ‘Gus Jigang’ masih sangat relevan untuk dijadikan sebagai prinsip dalam menjalani kehidupan. Falsafah ini juga dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Kudus, bukan untuk umat muslim saja. Ketiga karakter tersebutlah yang hingga saat ini masih menjadi karakteristik dari masyarakat Kudus. Bukan tak lain, semua ini termasuk barokah dari Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus).
*Artikel ini berdasar pada hasil wawancara dengan Prof. Dr. H. M. Ihsan, M.Ag. (Guru Besar Pendidikan Agama Islam dan Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Kudus).