LENSAISH.COM, SEMARANG – Dialog kebudayaan dengan tema Metamorvoteart yang di selenggarakan Program Studi ISAI UIN Walisongo Semarang kolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah menghadirkan Habib Husein bin Ja’far Al Hadar dan Sujiwo Tedjo pada Sabtu, (19/10/2024) malam.
Acara yang di hadiri ribuan peserta dari berbagai kalangan ini berada pada Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Selain itu, kampus se-Jawa Tengah yang tergabung dalam BPR OMAH Arsitektur Jawa Tengah juga turut diundang untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dalam acara ini Wakil Rektor Bidang Akademik Mukhsin Jamil, menekankan pentingnya partisipasi aktif mahasiswa sebagai generasi muda dalam proses demokrasi. Wakil Rektor, mengajak seluruh mahasiswa untuk tidak golput dan menjadi pemilih yang bijak dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah mendatang.

Sebagai bagian dari kampanye sadar pemilu, KPU Jawa Tengah turut menghadirkan video interaktif yang memperkenalkan seluruh calon kepala daerah di setiap kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Video tersebut juga menceritakan perjalanan gubernur Jawa Tengah dari masa ke masa, tujuannya memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai sejarah dan perkembangan kepemimpinan daerah.
Dalam salah satu sesi, Habib Ja’far, tokoh agama yang dikenal luas, menyampaikan pesan spiritual terkait pemilihan pemimpin.
“Secara keagamaan metamorfosa adalah sesuatu yang harus bergerak terus menerus dan setiap saat”, ujarnya. Habib Ja’far juga menekankan bahwa berdasarkan hadist nabi hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
Selanjutnya, Habib Ja’far juga menjelaskan cara memilih pemimpin yang baik, antara lain: pilihlah berdasarkan gagasan, bukan semata-mata sosok individu.
“Jika kamu memilih orangnya dan orang itu ingkar janji, kamu turut menanggung dosanya,” tegasnya.
Lalu Lihatlah track record calon pemimpinnya. “Kullu kum rain wa kullukum rain, setiap orang adalah pemimpin. Dasarnya kenapa hadist itu diriwayatkan sampai sekarang dan bukan bohong, itu karena track record dari sahabat hingga tabi’in adalah orang yang benar dan tidak bermasalah,” lanjut Habib Ja’far.
Beliau juga menambahkan bahwa seorang imam atau pemimpin yang baik adalah orang yang dicintai oleh makmumnya.
“Pilihlah pemimpin yang ketika terpilih, ia berkata ‘Innalillahi’ sebagai tanda tanggung jawab, bukan yang hanya merasa bangga dengan terpilihnya,” tutupnya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Sujiwo Tejo, beliau memberikan sentuhan filosofis dalam orasi budaya, mulai dari membahas kompleksitas memahami sesuatu yang “haram” dan membandingkannya dengan permainan catur.
“Seserius-seriusnya orang bermain catur, mereka sadar itu hanya permainan,” ungkapnya.
Beliau mengingatkan bahwa manusia sebagian besar dipengaruhi oleh hati dan intuisi, dan hal ini perlu diperhatikan saat memilih pemimpin.
Untuk menyemarakkan acara, panitia memberikan doorprize senilai Rp. 500.000 kepada mahasiswa UIN Walisongo yang beruntung melalui sistem kupon yang dibagikan di resepsionis acara. (LA/AR/HA).