oleh

Gelar Kuliah Alternatif, Griya Peradaban Bagikan Tips Bijak Bermedia Sosial di Era Digital

LENSAISH.COM, SEMARANG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ternyata tidak bisa membatasi ide generasi muda Griya Peradaban. Pasalnya, di masa pandemi kegiatan Kuliah Alternatif angkatan II masih aktif hingga hari ini, Sabtu (31/7/2021).

Perkuliahan rutin setiap Sabtu tersebut telah memasuki sesi IV dan dilaksanakan melalui daring.

Kegiatan dimoderatori salah satu aktivis Griya Peradaban, Nailu Rohmatika. Griya Peradaban mengundang dua pemateri yang komunikatif, yaitu Dani Akhyar (Head Communication Development & CSR, Smartfren Telecom) dan Brelyantika Indra Jesa (Founder Panti Carita). Founder Griya Peradaban, Ma’as Shobirin turut hadir hingga perkuliahan berakhir. 

Baca Juga:

Brelyantika Indra Jesa menjadi pemateri pertama, ia menjelaskan tentang cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. Ia mengutip kalimat Ivan Lanin, “kata itu netral, tafsir manusia yang membuatnya memihak.” Menurutnya, ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia sosial.

Baca Juga  KKN-IK IAIN Kudus, Kepala Desa: Saya Berharap Mahasiswa Bisa Berkontribusi dan Berinovasi

Empat hal tersebut adalah jejaring sosial, bijak berbahasa, bijak bermedia sosial, dan Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Perempuan asal Jepara ini menjabarkan pengertian jejaring sosial yang telah ia kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yaitu jejaring yang terdiri dari individu atau organisasi yang berinteraksi. Ia juga menjelaskan bahwa jejaring sosial adalah cabang dari media sosial.

Baca Juga:

Kemudian, ia menjelaskan pentingnya bijak berbahasa. Menurutnya, bahasa menjadi media untuk berkomunikasi, bertukar pikiran dan sharing. Di tengah penjelasannya, ia juga memberi pertanyaan berhadiah kepada para peserta agar menabak padanan kata dari caption, power point, screenshot, dan scan.

Baca Juga  Sapa Alumni Kuliah Alternatif 2021, Ma'as Shobirin: Saya Titip Griya Peradaban

“Tujuannya, agar kita tidak lupa dengan bahasa sendiri dan tetap mahir dalam berbahasa asing,” paparnya.

Dani Akhyar (Head Communication Development & CSR, Smartfren Telecom)
Dani Akhyar (Head Communication Development & CSR, Smartfren Telecom)

Ia memaparkan berbahasa juga membutuhkan etika. “Kita harus memperhatikan kepada siapa kita sedang berkomunikasi. Tidak mungkin kan kita mengirim pesan ke dosen sama ke temen kita sama. Misalnya, saya WA Mbak Nailu, tidak mungkin saya WA selamat siang mbak, dan lain sebagainya,” ucap Duta Bahasa Jawa Tengah 2019 ini.

Baca Juga:

Ia menyampaikan bahwa kita juga harus bijak dalam bermedia sosial karena secara tidak langsung, seseorang menilai kita dari media sosial. Ia berpesan kepada para peserta agar berhati-hati dalam bermedia sosial sebab sudah ada peraturan dalam UU No. 11 tahun 2008 yaitu undang-undang yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik secara umum.

Baca Juga  Hindari Pelacuran Ideologi Media Digital, Hesthi: Seimbangkan Bisnis dan Redaksi

Selain itu juga karena adanya Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Bentuk-bentuk KBGO meliputi pelanggaran privasi, pengawasan dan pemantauan, perusakan reputasi, ancaman, pelecehan, dan kekerasan yang ditargetkan pada komunitas tertentu.

Melanjutkan penjelasan pemateri pertama, Dani Akhyar memimpin kelas dengan sangat interaktif. Ia menjelaskan tentang bagaimana komunikasi yang efektif.

Baca Juga:

Penyampaiannya singkat dan jelas, bahwa pengirim pesan, penerima pesan, isi pesan, media dan feedbacknya harus efektif. Jika komunikasi tidak ada ada feedbacknya, maka itu disebut komunikasi searah.

”Di era digital ini, kita tetap berkomukasi melalui data,” jelasnya lugas.

Kegiatan Kuliah Alternatif angkatan II Griya Peradaban sesi IV berjalan khidmat dan lancar. Peserta diharap tetap antusias, semangat dan konsisten hingga akhir sesi. (LA/HA/AF/SF)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *