LENSAISH.COM – Dukungan Ir. Soekarno terhadap kemerdekaan Palestina tak terbantahkan. Sang proklamator secara lantang dan konsisten melawan penjajahan yang dilakukan oleh Israel.
Dukungannya pun bukan sekedar lewat kata-kata, melainan aksi nyata.
Berikut rekam jejak perjuangan Soekarno:
- Tidak memperdulikan ucapan “Selamat Kemerdekaan” dari Israel
Indonesia benar-benar mendapatkan kedaulatannya secara penuh pada tahun 1949. Negara-negara lain di dunia kemudian dengan segera mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan Israel.
Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett mengirimkan telegram yang berisi tentang pengakuan penuh Israel atas Indonesia.
Baca juga:
Mohammad Hatta hanya menanggapi dengan ucapan terima kasih tanpa menawarkan hubungan diplomatik.
Soekarno sendiri malah tidak menanggapi telegram dari Israel tersebut. Merasa tidak diperdulikan, Sherett lalu terus terang berniat menjalin hubungan dengan Indonesia.
Tapi Mohammad Hatta kemudian menyarankan agar misi tersebut ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.
Bahkan saat Israel merdeka, Ir. Soekarno dengan tegas menolak segala bentuk hubungan dengan Israel.
Presiden Soekarno tidak pernah mau mengakui berdirinya Israel pada tahun 14 Mei 1948 yang telah merampas tanah rakyat Palestina.
- Soekarno tidak mengundang Israel dalam KAA (Konferensi Asia Afrika).
Diprakarsai oleh Presiden Soekarno. Penyelenggaraan pertamanya dilaksanakan di Indonesia dengan mengundang berbagai negara di Asia dan Afrika.
Beberapa negara seperti Burma (Myanmar), India, dan Srilanka berpendapat agar Israel juga diikutsertakan.
Baca juga:
Karena sejak awal memang tidak mendukung Israel, maka Indonesia jelas menolak saran tersebut.
Apalagi kehadirannya juga pasti akan menyinggung bangsa-bangsa Arab yang masih berjuang memerdekakan diri, karena Israel merupakan bentuk penjajahan di Palestina.
Akhirnya saat KAA digelar April 1955 lalu, Israel tidak ikut berpartisipasi.
- Palestina lebih penting daripada Indonesia lolos Piala Dunia.
Indonesia sebenarnya sudah pernah hampir lolos ke Piala Dunia, walaupun Indonesia akhirnya mengundurkan diri dari babak kualifikasi Piala Dunia 1958.
Padahal, Indonesia berpeluang lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya setelah merdeka.
Timnas Indonesia saat itu menang dengan skor 2-0 atas China di leg pertama. Sedangkan di leg kedua Indonesia kalah 4-3.
Baca juga:
Indonesia berhak lolos ke babak berikutnya dan bertemu Israel yang saat itu menjadi juara di Kualifikasi Zona Asia Barat.
Namun karena Indonesia menolak bertanding melawan Israel, maka tiket ke Piala Dunia 1958 Swedia hangus.
Penolakan Timnas Indonesia di era Presiden Soekarno dikarenakan solidaritas Bangsa Indonesia terhadap Palestina.
Dengan bertanding melawan Israel artinya mengakui negara tersebut.
- Tidak memberikan visa untuk kontingen atlet Israel dan Taiwan.
Ketika Indonesia menjaadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962, Indonesia tidak memberikan visa kepada perwakilan Israel dan Taiwan.
Alasan resminya karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan dua negara tersebut.
Meski begitu, alasan sebenarnya masih berhubungan dengan politik anti imperialisme.
Pada waktu itu, negara-negara Arab masih berjuang melawan Israel, dan Tiongkok dikucilkan dunia karena Barat hanya mengakui Taiwan sebagai pemerintahan yang sah.
Bagi Soekarno, ini adalah bentuk penindasan negara-negara lama.
- Soekarno memerintahkan Indonesia keluar dari Komite Olimpiade Internasional.
Keputusan tidak diberikannya visa ini jelas membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) kesal.
Mereka akhirnya menskors keanggotaan Indonesia tanpa batas waktu.
Bukan Ir. Soekarno namanya kalau ia bakal nurut begitu saja dengan keputusan IOC ini.
Baca juga:
Ir. Soekarno akhirnya memerintahkan Komite Olimpiade Indonesia untuk keluar dari IOC.
Sebagai tandingan, ia membentuk Ganefo atau pesta olahraga untuk negara-negara berkembang. Hal ini dilakukannya sebagai tanda kebesaran bangsa yang tidak bergantung dengan kekuatan dunia.
- Pidato anti imperialisme dan anti Israel yang mempengaruhi Indonesia.
Soekarno teguh mempertahankan pendiriannya bahkan sampai kekuasaannya berakhir.
Dalam pidato Dirgahayu kemerdekaan Indonesia Ke-21, Ir. Soekarno mengungkapkan bagaimana Indonesia harus bangga sebagai bangsa yang konsekuen, berjiwa kemerdekaan, anti imperialisme, serta secara aktif tidak mengakui Israel sebagai negara.
Pada tahun 1962, ia juga pernah dengan tegas mengungkapkan, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
- Penulis: Syadad Kaisinnabil – Redaktur www.lensaish.com
Komentar