LENSAISH.COM, SEMARANG – Menjadi seorang enterpreneur media, selain kemampuan jurnalistik juga penting untuk menguasai skill digital dalam pengembangan bisnis yang kreatif. Hal ini disampaikan Yekti Hesthi Murthi, pemateri pada bincang virtual untuk mahasiswa mata kuliah Media Enterpreneur jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Komunikasi dan Dakwah (FDK) UIN Walisongo Semarang, Jumat (19/11/2021).
Hesthi menyebut ada dua aspek penting yakni, bisnis dan redaksi dalam Media Enterpreneur. Secara bisnis, struktur media merupakan sekumpulan orang dengan keahlian khusus yang juga perlu diperhatikan kesejahteraannya. Selain itu, media merupakan entitas publik yang bertanggung jawab atas informasi.
“Karena media punya posisi penting dalam demokrasi, apabila terganggu maka ada banyak pihak yang akan bergerak,” tegasnya.
Lebih lanjut, menjaga keseimbangan antara dua aspek tersebut harus terus diperhatikan agar media dapat menjalankan fungsinya sebagaimana harapan publik.
“Tidak akan terjadi pelacuran ideologi yang beralasan untuk aspek bisnis,” ungkap perempuan yang juga Program Manager di Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI).
Masih dalam penjelasannya, era digital menyediakan ruang bagi siapa saja untuk mulai membangun bisnis startup, termasuk startup media digital.
Menurut Hesthi, ada beberapa pemahaman yang harus dikuasai ketika memulai bisnis startup media digital, yaitu: kondisi lingkungan bisnis, audience development, brand audience, manajemen media, pengembangan produk, sumber pendapatan, dan distribusi produk.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah setiap entitas dalam struktur media harus menguasai kode etik jurnalistik.
“Tidak hanya redaksi tapi juga bagian bisnis, sosmed dan IT harus paham jurnalistik, sehingga fungsi media tetap seimbang sebagai entitas publik,” jelasnya.
Hesthi menyampaikan bahwa untuk mendapatkan informasi yang berkualitas maka audiens harus mendukung media, misalnya dari sisi finansial.
“Ketika saya butuh informasi yang berkualitas, kenapa saya tidak mendukung mereka, misalnya dengan membeli produk-produknya,” ujarnya.
Dosen mata kuliah Media Enterpreneur sekaligus moderator acara, Farida Rachmawati menambahkan, sebagai mahasiswa komunikasi yang tumbuh di era disrupsi informasi, mahasiswa harus mempunyai idealisme dan mengedepankan kode etik jurnalistik dalam memproduksi informasi. Agar bisa mendorong munculnya jurnalistik yang berkualitas.
“Tidak menjadi bagian dari buzzer agar kualitas jurnalistik semakin baik,” pungkasnya. (LA/FA/HA)
Komentar