Ilmu Bukan Hanya Doktrin, Tetapi Ilmu adalah Kajian dan Pelajaran Hidup

LENSAISH.COM – Di sebuah padepokan yang belum terjamah kepentingan politik. Ada seorang murid yang menurut kawan-kawan lainnya bebal.

Seringkali ia diejek oleh teman-temannya karena dia susah mencerna pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Namun, ia sering ingin tahu apa yang terjadi diluar konteks ajaran yang diajarkan gurunya. Sehingga suatu waktu, gurunya meminta murid tersebut untuk menjadi asisten pribadinya, seperti mencuci baju, membersihkan kamar mandi, menyapu halaman padepokan, hingga memijat gurunya saat kelelahan.

Ketika si murid bebal ini melaksanakan apa yang diberikan oleh gurunya sebagai tugas, guru juga ikut mendampingi sambil memberi pengarahan yang sebenarnya adalah intisari ilmu yang diajarkan di kelas.

Baca Juga  Refleksi Kemerdekaan, PMII UIN Walisongo Desak Pemerintah Menerapkan Kebijakan Pro Rakyat

Selalu saja seperti itu, bahkan saat memijat gurunya saat kelelahan, sang guru tetap mengajak ngobrol muridnya secara santai dan ternyata mengandung makna yang sangat mendalam.

Baca Juga:

Bertahun-tahun murid tersebut menjadi abdi sang guru, hingga suatu saat sang guru mengusirnya dengan alasan sudah lulus.

“Eh Guru, kok saya sudah lulus? saya kan hanya jadi babu disini?”, kata si murid dengan tatap muka penasaran.

“Sudah pergi saja kau… Jadilah orang yang bermanfaat dan hiduplah dengan mulia,” ucap sang guru.

15 tahun berlalu, hingga akhirnya datang rombongan orang ke padepokan itu menemui guru yang sudah tua.

Baca Juga  Pengembangan Skill Bertalenta Digital Kreatif, BEM FPIK Universitas Mulawarman Menggelar Pelatihan Desain Grafis

“Guru, saya dan murid-murid hari ini ingin sowan disini. Ilmu yang dari guru sangat luar biasa, ternyata menjadikan saya jadi babu adalah sarana agar saya belajar, guru mengajak ngobrol saya dan sebenarnya ada banyak ilmu disana.”

Apa yang bisa kita ambil dari cerita tersebut?

Dari kisah tersebut kita belajar tentang ilmu yang sebenarnya kajian, bukan hanya sekadar hafalan yang diberikan guru ke murid, tapi tentang apa yang harus kita lakukan dengan ilmu tersebut?

Baca Juga:

Untuk menjadikan manusia lebih mulia? untuk mencari uang? Atau untuk kebermanfaatan manusia?.

Hal-hal seperti ini yang banyak luput dari dunia pendidikan kita, pendidikan kita hanya berfokus pada ilmu sebagai doktrin bukan ilmu sebagai kajian.

Baca Juga  Cara Mudah Menemukan Ide Menulis Ketika Pikiran Buntu

Padahal hidup manusia itu dinamis, maka dari itu ilmu alangkah lebih hebat jika proses penyampaian ilmu melalui pendidikannya diajarkan secara kajian, bukan hanya doktrin “ini haram, ini bid’ah, ini dosa”.

Alangkah baiknya lebih dalam tentang manusia sadar secara utuh dalam mempelajari ilmu tersebut.

  • Penulis: Ari Tri Winarno (Ary Senpai)
  • Editor: Harish Ashfa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *