LENSAISH.COM, JAKARTA – Pemerintah telah berhasil meluncurkan Program 500.000 Eksportir Baru bersamaan dengan dibukanya Sekolah Ekspor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Ekonomi Kreatif. Pemerintah menargetkan, hingga tahun 2030 ada penambahan setengah juta eksportir baru Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Pemerintah memiliki ekspetasi tinggi terhadap eksistensi UMKM di pasar internasional. Beberapa di antaranya UMKM go global ini bisa berhasil on boarding di pasar internasional, dan eksportir-eksportirnya mampu masuk ke jaringan peritel serta pusat perbelanjaan internasional. Kemudian, mereka akan ekspor secara berkelanjutan.
Kabar baik lainnya, hingga saat ini Indonesia telah berhasil mengekspor berbagai produk dari sektor makanan, furniture atau home decor, pakaian, hingga produk-produk perikanan. Namun, terlepas dari itu masih banyak produk yang harus dikembangkan lagi sehingga menjadi andalan ekspor nasional di masa yang akan datang.
Pemerintah juga semakin membuka kesempatan bagi UMKM di Indonesia dan masyarakat untuk berbangga diri dengan produk buatan Indonesia. Hal itu ditandai dengan diresmikannya Hari Bangga Buatan Indonesia yang jatuh setiap 5 Mei.
Baca juga:
Tentu Indonesia harus berbangga, karena ternyata banyak UMKM bangsa ini yang sudah melebarkan sayapnya hingga ke mata dunia.
Berikut ini deretan UMKM Indonesia yang mulai mendunia.
- Keset Perca Irma Suryati
Usaha keset perca milik Irma Suryati telah dimulai sejak tahun 2000. Ia memulai usaha ini dengan suaminya. Meski di tahun itu usahanya tertimpa musibah, tapi dua tahun setelahnya Irma dan suami berhasil bangkit kembali.
Hingga akhirnya usaha mereka membuahkan hasil. Laman Margopost menuliskan bahwa saat ini keset perca milik Irma Suryati memilki berbagai motif karakter animasi. Berkat kerja kerasnya, hingga kini keset perca miliknya sudah berhasil diimpor ke Australia, Jerman, Jepang, hingga Turki.
- Kejaya Handicraft Banyuwangi
Kejaya Handicraft Banyuwangi memproduksi berbagai macam kerajinan tangan, seperti tas, tempat buah, nampan, casing HP, serta berbagai macam souvenir lainnya. Kerajinan ini terbuat dari bahan alami, seperti pelepah pisang, kayu, batok kelapa, tapas kelapa, bambu, dan sebagainya.
Penggunaan bahan-bahan alami Kejaya Handicraft Banyuwangi dilatarbelakangi dengan adanya gerakan mengurangi plastik. UMKM yang berdiri sejak tahun 1998 ini juga melayani jasa pembuatan mebel.
Atas usahanya, Kejaya Handicraft Banyuwangi telah berhasil memiliki kualitas produk yang bisa diekspor ke beberapa negara. Di antaranya Inggris, Malaysia, Itali, USA, dan Guatemala.
Baca juga:
- Jelang Lebaran Harga Bahan Pokok Relatif Stabil, Kecuali Daging Sapi
- Luncurkan Gerakan Cinta Zakat, Bupati Kudus Ajak Pengusaha Ikut Zakat
- Griya Batik Notohadinegoro
Griya Batik Notohadinegoro adalah batik dengan motik khas Jember, yaitu motif tembakau. UMKM ini telah berdiri sejak tahun 2015. Selama perjalanan produksi batik, akhirnya Griya Batik Notohadinegoro berhasil dikenal hingga ke luar kota Jember, yaitu Bali dan Jakarta.
Mereka juga pernah berkolaborasi dengan Fashion Designer ternama, yaitu Monalisa Lambang. Dikutip dari situs resmi Lokakarya, saat ini Griya Batik Notohadinegoro telah melenggang ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
- Jenang 33 Kudus
Jenang 33 Kudus adalah makanan tradisional sejenis dodol yang berasal dari Kota Kudus, Jawa Tengah. Kini, penikmatnya bukan hanya masyarakat lokal lagi, tapi sudah melenggang hingga mancanegara.
UMKM ini sudah ada sejak tahun 1910 atau sejak Indonesia memperoleh kemerdekannya. Hingga kini, mereka sudah beroperasi sampai tiga generasi.
Proses pembuatan jenang kudus cukup unik. Bahan dasar yang digunakan adalah tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula jawa. Kemudian, bahan-bahan itu dimasak menggunakan wajan besar.
UMKM Jenang 33 telah melebarkan sayapnya hingga ke negara Cina, Taiwan, dan Amerika Serikat. Hebat, ya!
- Schmiley Mo
Schmiley Mo adalah UMKM yang bergerak di dunia fesyen. Bisnis ini dibuat oleh Diana Rikasari. Semula, Diana memproduksi barang dengan merek bernama “UP” hingga akhirnya beganti menjadi Schmiley Mo.
Beberapa barang yang dipasarkan antara lain heels, sandal, hingga wadges dengan desain yang unik. Meski bisnisnya sempat ditutup, tapi akhirnya di tahun 2016 Diana mulai bangkit kembali.
Baca Juga:
Kali ini bisnis Diana berada di ranah clothing line dengan merek produk Schmiley Mo. Kini, Schmiley Mo bisa memproduksi sebanyak 40 hingga 50 pieces dengan tujuan ekspor ke Inggris.
Nah, itulah beberapa UMKM yang sudah melebarkan sayapnya hingga ke mancanegara. Masih banyak UMKM lainnya yang juga sudah menembus pasar internasional.
Mari bersama mendukung produk lokal dengan membeli dan memakai produknya, serta kampanyekan terus gerakan #BanggaBuatanIndonesia. (LA/FA)