LENSAISH.COM – KH. Agus Sunyoto., M.Pd lahir pada 21 Agustus 1959 di Surabaya. Dan wafat di usia 61 tahun pada hari Selasa, 27 April 2021,15 Ramadhan 1422 H. Pukul : 07.25 WIB di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya. Dan dimakamkan di Kompleks Masjid Ar-Rosyad, Desa Balong, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
KH. Agus Sunyoto., M.Pd memulai pendidikan SD, SMP dan SMAN di lingkungan rumahnya, di Surabaya. Kemudian Ia melanjutkan ke IKIP Surabaya (sekarang Universitas Negeri Surabaya) pada Fakultas Keguruan Seni dan Sastra Jurusan Seni Rupa. Dan lulus pada tahun 1985. Tahun 1986 Ia melanjutkan program magister di Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Dan lulus pada tahun 1989.
Selain belajar pendidikan formal, Beliau juga belajar di beberapa pondok pesantren. Pada awal-awal Beliau belajar ilmu hikmah di Pesantren Nurul Haq Surabaya yang diasuh oleh KH. M. Ghufron Arif.
Setelah selesai belajar di Pesantren Nurul Haq, Beliau melanjutkan belajar kepada KH. Ali Rochmat di Wedung, Demak, Jawa Tengah.
Pada tahun 1994 masuk Pesulukan Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung dibawah asuhan KH. Abdul Jalil Mustaqiim dan KH. Abdul Ghofur Mustaqim.
Baca Juga:
Kecemerlangan Agus Sunyoto dalam hal sejarah semakin terlihat dengan dibuktikan oleh karangan Beliau berjudul “Atlas Wali Songo” tentang kisah penyebaran Agama Islam di Nusantara yang tokoh-tokohnya nyata atau tidak sekadar dongeng menjadi buku non fiksi terbaik 2014.
Pengalaman kerja diawali sebagai kolumnis pada tahun 1984. Dan di tahun 1986- 1989 menjadi wartawan freelance Jawa Pos. Setelah keluar, Beliau sering menulis novel dan artikel di Jawa Pos, Surabaya Pos, Surya, Republika, dan Merdeka. Sejak tahun 1990-an mulai aktif di LSM serta melakukan penelitian sosial dan sejarah. Hasil penelitiannya ditulis dalam bentuk laporan ilmiah atau dituangkan dalam bentuk novel.
Agus Sunyoto juga sempat menjabat sebagai Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdatul Ulama (Lesbumi NU) pada periode kedua kepemimpinan KH. Said Aqil Sirodj setelah Muktamar ke-33 NU di Jombang pada 2015.
Kelihaian, ketelatenan serta ketajamannya dalam menguak sejarah kemudian meramunya menjadi cerita menarik yang tertuang dalam bukunya “Suluk Abdul Jalil edisi 1-7, sastra Jendra Hayuningrat Pangruwatin Diyu, Rahuvana Tattwa dan Atlas Wali Songo” menjadi acuan kuat dalam menelusuri perjalanan rohani secara pribadi.
Baca Juga:
Kecintaannya terhadap dunia tulisan, membuat KH. Agus Sunyoto., M.Pd telah menghasilkan beberapa karya tulis diantaranya:
Sumo Bawuk (Jawa Pos, 1987), Sunan Ampel: Taktik dan Strategy Dakwah Islam di Jawa (LPLI Sunan Ampel, 1990), Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial dan Keagamaan (Kalimasahada, 1994), Banser Berjihad Melawan PKI (LKP GP Ansor Jatim, 1995), Darul Arqam: Gerakan Mesianik Melayu (Kalimasahada, 1996), Wisata Sejarah Kabupaten Malang (Lingkaran Studi Kebudayaan, 1999), Pesona Wisata Sejarah Kabupaten Malang (Pemkab Malang, 2001).
Dajjal (LKiS, 2006), Rahwana Tattwa (LKiS, 2006), Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syekh Siti Jenar (LKiS, 2003), Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syekh Siti Jenar, (LKiS, 2004), Suluk Malang Sungsang: Konflik dan Penyimpangan Ajaran Syekh Siti Jenar (LKiS, 2005), dan Dhaeng Sekara: Telik Saudi Tanah Pelik Majapahit.
Karya-karya fiksinya juga banyak dipublikasikan dalam bentuk cerita bersambung, antara lain di Jawa Pos:
Anak-Anak Tuhan (1985), Orang-orang Bawah Tanah (1985), Ki Ageng Badar Wonosobo (1986), Khatra (1987), Hizbul Khofi (1987), Khatraat (1987), Gembong Kertapati (1988), Vi Daevo Datom (1988), Angela (1989), Bait Al-Jauhar (1990), Angin Perubahan (1990).
Di Harian Sore Surabaya Post: Sastra Hajendra Pangruwat Diyu (1989), Kabban Habbakuk (1990), Misteri di Snelius (1992), Kabut Kematian Nattayya (1994), Daeng Sekara (1994-1995), Sang Sarjana (1996), Jimat (1997).
Di Radar Kediri: Babad Janggala- Panjalu dengan episode: (1) RahuwhanaTattwa, (2) Ratu Niwatakawaca, (3) Ajisaka dan Dewata Cahangkara, (4) Titisan Darah Baruna. Di harian Bangsa: Suluk Abdul Jalil (2002).
- Penulis: Muhammad Fikri Ainul Hana (Redaktur lensaish.com)