oleh

Kisah Pelecehan Manusia Terhadap Hewan

LENSAISH.COM Hewan merupakan mahluk tuhan yang tidak dibekali akal, hanya punya nafsu sehingga tidak mempunyai kemampuan berfikir dan tak punya rasa malu. Sedangkan manusia adalah animalia dengan fasilitas terlengkap, dibekali akal untuk berfikir serta nafsu agar bisa merasakan kenikmatan-kenikmatan yang tersedia di dunia.

Dalam realita kehidupan seringkali manusia tidak memanfaatkan akalnya, atau dimanfaatkan tapi tidak sepenuhnya, tidak mau berfikir panjang, sehingga ketika melihat sesuatu yang berbentuk aneh dan terdapat kecacatan paada suatu mahluk, manusia, alih-alih memuji sang pencipta, malah mencela mahluk termaksud lantaran bentuknya yang tidak normal dan cenderung aneh.

Diceritakan pada suatu hari ada seseorang melihat seekor kecoa, seraya berkata: “apa yang dikehendaki Tuhan mengenai hewan ini, bentuknya jelek dan baunya tak sedap” tiba-tiba orang tadi dicoba Allah dengan luka yang tidak bisa disembuhkan oleh banyak dokter, singkat cerita datanglah seorang dokter yang hendak mencoba menyembuhkan orang tadi.

Baca Juga  Kenapa Perjalanan Pergi Serasa Lebih Lama daripada Pulang?

Baca Juga:

Setelah diperiksa sang dokter berkata: “datangkan seekor kecoa padaku” tidak lama diberikan lah seekor kecoa kepada dokter, kemudian dibakar dan abu sisa bakaran kecoa ditaburkan diatas luka, dengan izin Allah sembuhlah penyakit luka orang yang meremehkan kecoa tadi, kemudian berkata: “Allah menghendaki hewan yang aku anggap paling hina ternyata menjadi obat termahal bagiku”.

Dalam kisah lain pada masa Nabi Nuh AS., Suatu hari Nabi Nuh melihat seekor anjing di dalam rumah, tidak seperti anjing biasanya yang mempunya dua mata, anjing yang dilihat Nabi Nuh mempunyai empat mata, beliau pun mencela dan menghina anjing tadi, atas izin Allah berbicaralah anjing tersebut: “Hai Nuh, apakah engkau mencela ciptaan tuhan?, Andaikan aku punya pilihan niscaya aku tidak mau menjadi anjing, hanya Tuhanlah yang tidak pernah bertemu dengan aib” seketika Nabi Nuh menangis dan menjerit-jerit penuh penyesalan.

Baca Juga  Sapa Alumni Kuliah Alternatif 2021, Ma'as Shobirin: Saya Titip Griya Peradaban

Demikianlah cerita tentang pelecehan manusia terhadap hewan yang berujung penyesalan, sebagai manusia seharusnya kita sadar bahwa seburuk apapun bentuk dan rupa mahluk, tetap penciptanya adalah Allah SWT.

Baca Juga:

Menghina mahluk sama dengan menghina Tuhan, sebab se-waktu penciptaan hanya tangan Tuhan yang berkuasa, tanpa memberi opsi pilihan pada mahluk untuk menjadi spesies apa? Siapa orang tuanya? Bagaimana bentuknya? Serta pilihan-piilihan lainya.

Seseorang ulama’ bernama Ahmad bin Khijazi pernah berkata: “termasuk adab dari orang yang mengenal Allah sebagai pencipta adalah tidak menghina apapun yang dilihatnya, berupa animalia yang mampu berfikir maupun tidak mampu berfikir”

Baca Juga  Ternyata Makna Idul Fitri Bukan "Kemenangan", Lantas Apa?

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *