LENSAISH.COM – Khadijah binti Khuwailid ra adalah contoh perempuan teladan yang sangat dihormati dalam umat Islam. Beliau adalah wanita terhormat, mandiri, kaya, dan seorang pengusaha sukses. Khadijah juga dikenal sebagai wanita pertama yang melamar Nabi Muhammad SAW dan menjadi pendamping serta pendukung beliau.
Sebagai istri pertama Rasulullah, Sayyidah Khadijah memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh istri-istri Rasulullah lainnya. Salah satunya adalah kerelaannya untuk menyumbangkan seluruh hartanya demi pengembangan dakwah Islam. Bahkan, hanya dari Sayyidah Khadijah, Rasulullah memiliki keturunan. Selain itu, Khadijah adalah pencari nafkah utama yang menafkahi keluarganya. Beliau adalah sosok perempuan yang seharusnya kita jadikan panutan, terutama dalam hal keluarga.
Kita semua tahu bahwa ekonomi keluarga adalah masalah yang sangat penting dan mendasar. Dalam memilih pasangan hidup, faktor ekonomi sering menjadi pertimbangan. Ketahanan sebuah keluarga, salah satunya, bergantung pada stabilitas ekonomi. Banyak perceraian yang disebabkan oleh masalah ekonomi yang tidak terpenuhi, yang akhirnya memicu cekcok dan keputusan untuk berpisah.
Dalam Islam, tanggung jawab ekonomi tidak hanya dibebankan pada satu pihak, yaitu suami. Meskipun kita sering diajarkan bahwa suami adalah pencari nafkah dan istri mengurus urusan domestik, kenyataannya, dalam menciptakan rumah tangga yang harmonis, kedua belah pihak memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengelola permasalahan rumah tangga.
Dalam beberapa situasi, perempuan bisa menjadi pencari nafkah utama di keluarga. Ini bisa terjadi jika suami tidak lagi dapat bekerja, atau keluarga sepakat untuk istri bekerja sementara suami mengurus urusan domestik. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Khadijah ra adalah contoh yang menunjukkan bahwa perempuan bisa menafkahi keluarganya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Sayyidah Khadijah, beliau memberikan kebebasan kepada suaminya untuk berkontemplasi di Gua Hira’, sementara Khadijah menjalankan bisnisnya dan secara rutin menyediakan kebutuhan bagi suaminya.
Perjuangan Sayyidah Khadijah, baik dalam mendukung dakwah suaminya dalam aspek materi (ekonomi) maupun immateri (dukungan psikis), tidak akan tercapai tanpa kecerdasan beliau. Khadijah lahir dari keluarga terhormat dan merupakan seorang wanita berbudi luhur.
Ayahnya adalah seorang pedagang sukses, dan Khadijah pun mewarisi kecerdasan serta kemampuan mengelola keuangan. Beliau mampu mengelola warisan orang tuanya dan mengembangkan bisnis yang lebih sukses dibandingkan usaha orang tuanya. Dua pertiga wilayah Makkah berada di bawah kepemilikan Khadijah, yang membuktikan betapa cerdasnya beliau dalam mengelola usaha dan keuangan.
Khadijah juga dikenal dengan kepintarannya dalam berdagang. Awalnya, beliau mengenal Nabi Muhammad sebagai seorang pemuda yang ulet, jujur, dan tangguh dalam berdagang. Sifat-sifat ini menarik perhatian Khadijah, dan akhirnya beliau melamar Nabi Muhammad. Setelah menikah, Khadijah rela seluruh hartanya digunakan untuk mendukung dakwah Rasulullah. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa Khadijah bukan hanya menafkahi keluarganya, tetapi juga umat Islam pada masa itu.