LENSAISH.COM, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencatatkan kinerja cukup positif pada kuartal I 2021 di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. Bank hasil merger tiga bank syariah pelat merah ini membukukan laba bersih sebesar Rp 742 miliar, naik 12,8% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan akhir kuartal I-2020 lalu yang sebesar Rp 657 miliar.
“Mudah-mudahan ini awal yang baik bagi BSI, untuk tumbuh di kuartal berikutnya,” kata Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, dalam konferensi pers virtual usai RUPS Tahunan pada Kamis, 6 April 2021.
Ini adalah RUPS Tahunan pertama bagi BSI semenjak resmi berdiri pada 1 Februari 2021. Bank Syariah Indonesia adalah gabungan dari BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah.
Baca Juga:
Pertumbuhan laba bersih yang cukup baik tersebut sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dan pembiayaan. Berdasarkan materi paparan kinerja Bank Mandiri kuartal I 2021 dikutip Kamis (6/6), BSI sebagai anak usahanya membukukan pembiayaan sebesar Rp 159,1 triliun. Ini tumbuh 14,7% yoy dari Rp 138,5 triliun gabungan pembiayaan tiga bank syariah pelat merah sebelum merger.
Pendapatan bank dengan kode emiten BRIS meningkat 2,8% yoy menjadi Rp 5,12 triliun. Pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income tumbuh sebesar 29,7% yoy dari Rp 136,1 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 176,6 miliar.
Fee based income ini bersumber dari ATM sebesar Rp 87,31 miliar atau tumbuh 58,9 miliar dari Rp 54,9 miliar pada kuartal I tahun lalu. Dari kartu menyumbang Rp 38,21 miliar atau naik 9,8% yoy, mobile banking membukukan Rp 19,42 miliar atau tumbuh 55,1%, payment naik 12,4% yoy jadi Rp 11,24 miliar, remitansi naik 11,03% ke Rp 9,13 miliar dan dari sumber lain-lain sebesar Rp 11,21 miliar.
Baca Juga:
- Tradisi Panjamasan Rompi Ontokusumo Sunan Kalijaga
- Ini Hadits Nabi Tentang Baju Baru Lebaran
- Soal Konflik KKB, Menko Polhukam: “Tindakan-Tindakannya Merupakan Terorisme”
Selama tiga bulan pertama tahun ini, BSI berhasil menurunkan biaya dana atau cost of fund (CoF) ke level 2,2% dari 2,9% pada periode yang sama tahun lalu. Kualitas aset bank ini juga mengalami perbaikan dimana rasio non performing financing (NPF) gross turun ke level 3,1% dari 3,3% pada Maret 2020. Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan, BSI melakukan pencadangan dengan rasio 17,5% meningkat dari 89,9% pada kuartal I tahun lalu.
Hery kemudian juga merinci empat fokus perusahaan sepanjang 2021 ini. Pertama yaitu mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain. Kedua, mengelola efisiensi. Ketiga, mengakselerasi kapabilitas digital. Keempat, integrasi operasional pasca merger. (LA/FA)