Mengenal Pola Tidur: Long Sleeper vs Short Sleeper

LENSAISH.COM – Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Namun, pola tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang suka tidur lama (long sleeper) dan ada yang suka tidur singkat (short sleeper). Lalu, tipe yang manakah kamu?

Tidur seringkali dipandang sebagai aktivitas yang tidak produktif dan hanya membuang-buang waktu. Namun, sebenarnya jika dilakukan dalam porsi yang cukup, tidur dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh. Seringkali kita menjumpai orang dewasa yang tidur kurang dari enam jam setiap malam. Namun, tidak sedikit pula yang merasa segar bugar meski hanya mendapatkan tidur enam jam atau bahkan kurang.

Meskipun banyak orang percaya bahwa kita semua memerlukan 7-8 jam tidur, seperti yang direkomendasikan oleh kementrian kesehatan, bahwa pada usia 18-40 tahun, membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari. Namun, ada sekelompok kecil orang dewasa yang tidak membutuhkannya. Mereka dikenal sebagai individu dengan kebutuhan tidur yang lebih rendah (short sleeper), dan mereka mampu berfungsi dengan baik sepanjang hari, meskipun hanya tidur kurang dari tujuh jam setiap malam.

Baca Juga  Pembelajaran Blended, Upaya Menghidupkan Pendidikan di Masa Pandemi

Orang yang tidur sebentar (short sleeper) merujuk pada pola tidur yang dialami oleh sebagian orang saja. Dilansir dari HelloSehat, Individu dengan short sleeper tidak dengan sengaja membatasi waktu tidur, bukan juga tidur sebentar karena tak ada cukup waktu. Tubuh mereka merasa sudah cukup tidur hanya dengan 3-5 jam, bahkan pola tidur tersebut tetap konsisten saat di akhir pekan dan hari libur. Meski memiliki waktu tidur yang lebih singkat, mereka terbangun dari tidur dalam keadaan segar dan bertenaga, seperti individu dengan waktu tidur normal pada umumnya, serta tidak harus “membayar” waktu tidur yang kurang pada waktu siang hari. Selain itu, dilansir dari AASM – Sleep Education, meskipun dengan durasi tidur yang singkat (pendek) kurang dari 7-8 jam perhari, hal ini tidak berdampak negatif pada mereka. Short sleeper ini tidak sama dengan insomnia.

Sebaliknya, ada orang yang membutuhkan lebih dari tujuh – delapan jam tidur setiap malam yang disebut dengan long sleeper. Dilansir dari Sleep Foundation, orang yang tidur lebih lama adalah orang yang konsisten tidur lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang seumuran. Pada orang dewasa, umumnya tidur lebih dari 9 atau 10 jam setiap malam. Sebagian besar orang yang tidur lebih lama merasa segar saat bangun dari waktu tidur yang panjang tersebut. Namun, jika kehidupan profesional atau sosial mereka mengganggu mereka untuk memiliki waktu tidur yang lama, mereka mungkin mengalami rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. Melansir dari AASM – Sleep education, meski mereka tidur lebih lama dari rata rata orang seusianya, Kualitas tidur mereka baik dan mereka tidak memiliki keluhan.

Baca Juga  Mengapa Tidur Berkualitas menjadi Kunci Kesehatan Mental?

Lalu mana yang lebih sehat antara long sleeper dan short sleeper? Jawabannya adalah tidur yang cukup dan berkualitas.

Berikut adalah kiat kiat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dapat dilakukan agar tidur kita cukup dan berkualitas, sehingga dapat beraktifitas dengan maksimal di keesokan harinya

1. Menghindari Alkohol dan Kafein yang Bisa Mengganggu Tidur

Kafein dan alkohol dapat mengganggu kualitas tidur. Batasi konsumsi kafein di sore dan malam hari, serta hindari alkohol menjelang waktu tidur.

2. Tidur di Kamar yang Nyaman

Lingkungan tidur sangat mempengaruhi kualitas tidur kita. Pastikan kamar tidur kita memiliki pencahayaan yang redup, suhu yang sejuk, serta tempat tidur yang bersih dan nyaman.

Baca Juga  Cara Mengontrol Pikiran Agar Kamu Bahagia

3. Melakukan Hal yang Menenangkan Sebelum Tidur

Sebelum tidur, lakukan aktivitas relaksasi seperti membaca buku, latihan pernapasan, atau meditasi. Hindari aktivitas menstimulasi seperti menonton TV atau bermain gadget.

4. Mematikan Alat-alat Elektronik

Paparan cahaya biru dari layar gadget seperti smartphone, tablet, atau laptop dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur. Cobalah mengaktifkan fitur “night mode” atau “blue light filter” untuk mengurangi dampaknya.

5. Membuat dan Mengikuti Jadwal Tidur Harian

Cobalah untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Dengan begitu, tubuh kita akan terbiasa dan mengenali kapan saatnya beristirahat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *