LENSAISH.COM – Sejak lama, tembakau telah digunakan oleh manusia, dan kini menjadi bahan utama rokok yang membawa berbagai dampak negatif. Rokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan kecanduan, membuat banyak perokok sulit melepaskan kebiasaan ini, meskipun mereka sadar akan risikonya.
Dari tahun ke tahun, konsumsi rokok terus meningkat. Hal ini didukung oleh perkembangan industri rokok yang semakin besar, mulai dari penanaman tembakau, pengolahan cengkeh, hingga produksi rokok itu sendiri. Merokok menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, dan angkanya terus meningkat secara signifikan. Pada tahun 1950, tercatat sekitar 300 kematian akibat rokok. Angka ini melonjak menjadi 1 juta pada 1965, 1,5 juta pada 1975, dan mencapai 3 juta pada 1990.
Dr. F.A. Moeloek menyebut Indonesia sebagai penyumbang terbesar konsumsi rokok di ASEAN.
Berdasarkan data The ASEAN, dari total 124,691 juta perokok di kawasan ini, sekitar 57,563 juta atau 46,16% berasal dari Indonesia. Bahkan, menurut WHO, pada tahun 2008 Indonesia menjadi negara ketiga terbesar dalam konsumsi rokok di dunia. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia tidak sadar akan bahaya nikotin, dan sekitar 400 ribu kematian per tahun tercatat akibat kebiasaan merokok (Kompas.com, 2010).
Rokok tidak hanya menjadi masalah nasional tetapi juga internasional sejak era revolusi industri.
Rokok telah terbukti sebagai penyebab lebih dari 25 jenis penyakit yang menyerang berbagai organ tubuh manusia, seperti kanker mulut, paru-paru, pankreas, kandung kemih, serta berbagai penyakit mematikan lainnya. Konsumsi rokok yang berlebihan, ditambah dengan alkohol, meningkatkan risiko penyakit fatal.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa berhenti merokok memberikan dampak positif bagi kesehatan, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup. Namun, kebiasaan ini sering kali dimulai sejak usia muda akibat pengaruh lingkungan, seperti orang tua yang merokok, keluarga yang kurang harmonis, atau pengaruh teman sebaya. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan perokok aktif cenderung meniru pola hidup tersebut, sementara remaja sering mencoba merokok untuk terlihat keren atau mengatasi tekanan emosional.
Untuk mengatasi dampak buruk rokok, kita harus meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya asap rokok. Paparan asap rokok tidak hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga berpotensi menyebabkan kecemasan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan bermasyarakat. Masalah ini semakin mengkhawatirkan ketika anak-anak di bawah umur mulai merokok tanpa pengawasan orang tua yang peduli akan kesehatan mereka.
Sebagai masyarakat yang peduli terhadap kesehatan bersama, kita harus berperan aktif dalam mengurangi paparan asap rokok dan mendukung upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Mari bersama-sama melindungi generasi muda dari bahaya rokok demi masa depan yang lebih baik.