LENSAISH.COM – Novel “Pocinta” yang mengangkat tradisi dan budaya Kota Tegal memperoleh apresiasi dari sejumlah kalangan dari dalam dan luar negeri salah satunya Konsul Jenderal RI di New York Arifin Saiman.
Akhmad Sekhu menyampaikan, Novel Pocinta diterbitkan Penerbit Prabu21 pada Februari 2021.
“Sebuah penerbit baru yang didirikan dan dikelola oleh anak-anak muda yang punya semangat memperjuangkan dunia literasi, dunia perbukuan, dengan idealisme membuka kesempatan bagi satu juta penulis. Semestinya kita semua mendukung dengan baik niat baik penerbit tersebut,“ jelas Akhmad Sekhu sumringah.
“Alhamdulillah, saya dapat merampungkan penulisan novel baru berjudul ‘Pocinta’ ini selama Pandemi Covid-19 sekitar lima bulan lebih,” ungkap Akhmad Sekhu, Minggu (14/02/2021).
Salah satu budaya yang diangkat dalam novel setebal 500 halaman lebih itu yakni “moci”, sebuah tradisi minum teh poci di daerah Tegal, yakni menikmati teh hangat dengan menggunakan poci atau teko terbuat dari tanah.
“Pocinta adalah dunia penuh warna melebihi pelangi yang sukses membuat saya terasa ‘moci’ minum teh wangi duduk di antara Legia, Pahing dan Kliwon,” ujar novelis dan writerpreneur Kirana Kejora dalam testimoninya.
Apresiasi dari dalam negeri terhadap novel “Pocinta” antara lain diungkapkan artis film dan teater Happy Salma, aktris senior Christine Hakim, Yessy Gusman, juga sejumlah sastrawan seperti Gola Gong, Eka Budianta, Hasan Aspahani dan Jose Rizal Manua.
“Ada juga Naratama, Produser dan Sutradara Program Televisi New York.Saya bersyukur novel ‘Pocinta’ diapresiasi berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri,” tutur Akhmad Sekhu yang sehari-hari sebagai jurnalis itu.
Penulis “Pocinta” Akhmad Sekhu menuturkan Konjen RI New York, Arifi Saiman, memberi apresiasi dirinya dengan memegang novel “Pocinta” di depan Patung Liberty, Amerika.
“Saya penulisnya masih di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, tapi karya saya sudah sampai di Patung Liberty, Amerika, “ ujarnya di Jakarta, Selasa.
Menurut sastrawan kelahiran desa Jatibogor, Suradadi, Tegal itu novel “Pocinta” rencananya akan dibicarakan di acara VideoRadio Salt NPeper yang jaringannya berbagai kedutaan RI di seluruh dunia.
“Apresiasi seperti ini membesarkan hati saya untuk tetap semangat berkarya, “ ujar penulis yang telah melahirkan tiga karya novel yang kesemuanya mengangkat kehidupan masyarakat Kota Bahari itu. Dua novel sebelumnya yakni “Jejak Gelisah” dan “Chemistry”.
Novel Pocinta berkisah tentang seorang perempuan blacksweet alias hitam manis bernama Legia yang punya dua teman.
Pertama, Pahing yang menyebut diri namanya Pay, adalah Sobat Ambyar, komunitas pecinta lagu-lagu Didi Kempot.
Kedua, Kliwon menyingkat namanya jadi Kwon, seperti nama orang Korea, karena kecintaannya pada K-Pop.
Sejak kecil, ketiganya berteman selalu bersama dalam suka-duka, bahkan berjanji menjaga kebersamaan sampai kapan pun juga.
Tak ada yang bisa memisahkan pertemanan sejati mereka yang sama-sama suka moci, sebuah tradisi minum teh poci di daerah Tegal.
Saat besar ada yang mencintai Legia, barulah Kliwon dan Pahing sadar kalau keduanya juga cinta. Mereka berdua akhirnya saling bersaing untuk dapatkan cinta Legia. Tentu tak mudah bagi Legia untuk memilih di antara mereka berdua karena sudah berteman dekat dari kecil, bahkan sudah seperti saudara sendiri.
Dari sinilah mulai terkuak siapa yang benar-benar cinta pada Legia. Dari sini juga, Legia jadi mengerti apa arti cinta yang sesungguhnya.
Saya ingin terus berkarya untuk memberi sesuatu yang baik kepada masyarakat,” tuturnya.
Penulis: Fikri Ainul Hana (Redaktur lensaish.com)