LENSAISH.COM – Hari Ibu dan Hari Perempuan adalah dua momen penting yang dirayakan di banyak negara, termasuk Indonesia. Meski sering dianggap serupa, keduanya memiliki sejarah, makna, dan tujuan yang berbeda.
Artikel ini akan membahas perbedaan fundamental antara keduanya, serta relevansi masing-masing dalam kehidupan modern.
Sejarah dan Makna Hari Ibu
Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Pertama kali dicanangkan pada tahun 1938 oleh Presiden Soekarno untuk mengenang Kongres Perempuan Indonesia pada 22-25 Desember 1928. Kongres tersebut menjadi tonggak perjuangan kaum perempuan Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya di berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender.
Namun, makna Hari Ibu di Indonesia perlahan bergeser menjadi perayaan kasih sayang seorang ibu terhadap keluarganya. Banyak yang memaknai nya sebagai hari untuk mengapresiasi peran domestik ibu, seperti merawat anak, memasak, dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Perayaan ini seringkali diisi dengan acara pemberian hadiah kepada ibu, lomba memasak, atau aktivitas seremonial lainnya.
Sejarah dan Makna Hari Perempuan
Di sisi lain, Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day) dirayakan setiap 8 Maret. Hari ini lahir dari gerakan buruh perempuan di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 yang menuntut hak suara, kondisi kerja yang adil, dan kesetaraan gender. Pada tahun 1977, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi mengakui Hari Perempuan Internasional sebagai momentum untuk merayakan pencapaian perempuan, sekaligus menyerukan perjuangan melawan ketidakadilan dan diskriminasi gender.
Berbeda dengan Hari Ibu, Hari Perempuan memiliki cakupan yang lebih luas. Perayaan ini tidak hanya mengapresiasi perempuan sebagai individu, tetapi juga mengadvokasi hak-hak perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, dan sosial.
Perbedaan Utama: Fokus dan Pesan yang Dibawa
- Fokus Peran
Hari Ibu lebih menitikberatkan pada peran perempuan dalam keluarga, khususnya sebagai ibu.
Hari Perempuan berfokus pada perempuan secara universal, tanpa membatasi peran mereka pada keluarga, tetapi juga dalam masyarakat, politik, dan dunia kerja.
- Sejarah dan Latar Belakang
Hari Ibu dilatarbelakangi dari sejarah nasional Indonesia dan perjuangan perempuan Indonesia.
Hari Perempuan memiliki akar sejarah global yang terkait dengan gerakan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan.
- Makna dan Agenda
Hari Ibu lebih bersifat apresiatif terhadap peran ibu dalam keluarga.
Hari Perempuan bersifat advokatif, menyoroti isu-isu kesetaraan gender, hak-hak perempuan, dan pemberdayaan perempuan.
Relevansi di Era Modern
Di era modern, keduanya tetap relevan, namun dengan makna yang perlu disesuaikan. Hari Ibu dapat menjadi momen untuk tidak hanya menghargai peran domestik ibu, tetapi juga mendukung impian dan cita-cita mereka di luar rumah.
Sementara itu, Hari Perempuan harus tetap menjadi pengingat pentingnya perjuangan kesetaraan gender, terutama di tengah tantangan modern seperti kesenjangan upah, kekerasan berbasis gender, dan stereotip sosial.
Meskipun sering dianggap serupa, Hari Ibu dan Hari Perempuan memiliki perbedaan mendasar dalam fokus, sejarah, dan pesan yang disampaikan. Keduanya sama-sama penting, namun perlu dimaknai sesuai konteksnya. Hari Ibu adalah penghormatan terhadap peran ibu dalam keluarga, sedangkan Hari Perempuan adalah perayaan dan perjuangan perempuan untuk hak-haknya di berbagai lini kehidupan. Keduanya dapat saling melengkapi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai peran perempuan secara holistik.