LENSAISH.COM, KUDUS – Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup. Selain itu, produk pangan meliputi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, dan Peternakan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Sunardi pada Webinar Nasional Tantangan dan Peluang E-Commerce dalam Peningkatan Produk Ketahanan Pangan di Masa Pandemi Kamis, (26/08/2021).
Kegiatan yang digelar virtual via Zoom Meeting ini mengusung tema “Tantangan dan Peluang E-Commerce dalam Peningkatan Produk Ketahanan Pangan di Masa Pandemi” yang digelar oleh Aish Media Group bersama Gerbang Tani Kabupaten Kudus.
Menurutnya, Kebijakan pemerintah saat ini untuk semua komoditas pangan presentase nya lebih besar ke aspek ketersediaan, sedangkan aspek distribusi belum dilaksanakan secara optimal.
“Dalam ketahanan pangan di masa pandemi diperlukan keseimbangan kebijakan antara aspek ketersediaan dan aspek distribusi,” ucapnya
Baca Juga:
- Gerbang Tani bersama Aish Media Group Perkenalkan E-Commerce Sebagai Pilihan Bisnis Wirausaha Bagi Petani
Sementara itu, Fathan Subchi Wakil Ketua Komisi XI DPR RI menjelaskan bahwasanya lembaga pertanian atau industri pangan cukup kebal terhadap dampak di masa pandemi, bahkan peningkatnya sangat luar biasa.
“Di negara-negara global ekonomi merosot dan negara memberi stimulus dengan jumlah besar. Kita seharusnya berbesar hati, karena tidak mengalami situasi buruk seperti negara lain,” ungkapnya
Menurut Fathan, optimisme wajib kita bangun, karena Indonesia mempunyai ciri khas, mempunyai agribisnis, agrikultur, dan situasi bisnis yang bisa di andalkan.
“Sangat tepat pada kesempatan kali ini kita bicara bagaimana peluang e-commece di masa pandemi,” ujarnya
Fathan mendorong pelaku industri pangan untuk ikhtiar sistem perdagangan melalui digital, bagaimana digitalisasi mampu memberikan nilai tambah dan mengangkat derajat di industri pangan seperti petani, nelayan, peternak dan lainya.
“Digitalisasi hanya tujuan bagaimana pasar-pasar domestik, bagaimana para petani, para nelayan bisa memasarkan secara langsung melalui platform digital,” jelasnya
Bacca Juga:
Hal serupa juga disampaikan, Dianta Sebayang Kepala Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Negeri Jakarta menyebut pandemi ini bukan hanya tantangan tapi juga membuka peluang dalam industri pangan.
“Dengan adanya digitalisasi, banyak membuka peluang dalam memasarkan produk yang multiplatform. Terlihat yang sebelumnya pekerja formal kemudian beralih sebagai pekerja informal mengalami peningkatan,” katanya
Sementara itu, Adi Nugroho Direktur PT. Jamkrida Jawa Tengah, menyampaikan beberapa kendala utama yang dialami oleh UMKM, diantaranya permodalan, manajemen administrasi, dan teknologi.
“Biasanya para pelaku di industri pangan antara pengeluaran pribadi dengan modal belum terpisah dan belum sesuai kaidah, yakni manajemen administrasi masih belum optimal,” tandasnya
Baca Juga:
Lebih lanjut, Aman Santoso Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regonal Jawa Tengah, menyebut pertumbuhan kinerja, perbankan, pasar modal, relatif lebih baik daripada pertumbuhan secara nasional.
“Patut disyukuri ini momentum yang tepat. Mari kita berlari kembali supaya keadaan kita bisa pulih dan bisa kembali normal,” harapnya
Webinar yang dimulai pada pukul 12.30 WIB ini dinahkodai oleh Moderator dan Host dari CT ARSA FOUNDATION, Nana Shihab dan Didie Putri ini bertujuan untuk memperkenalkan E-Commerce sebagai salah satu pilihan bisnis internet wirausaha bagi para petani tua atau petani muda, dan masyarakat secara luas.
Turut hadir pada kesempatan ini, Drs. H. Fathan Subchi (Wakil Ketua Komisi XI DPR RI), dan Dr. Dianta Sebayang (Kepala Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM Universitas Negeri Jakarta).
Selain itu, hadir juga Adi Nugroho (Direktur PT. Jamkrida Jawa Tengah), Aman Santoso (Kepala OJK/Otoritas Jasa Keuangan Regional Jawa Tengah), dan Dr. Ir. H. Sunardi, M.Pi., M.H (Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus). (LA/HA)