LENSAISH.COM – Film Beautiful Young minds bergenre drama, dengan durasi 1jam 51 menit ini, disutradarai oleh Morgan Matthews yang dirilis pada 13 Oktober 2014. Film Beautiful Young minds dibintangi oleh:
- Asa Butterfield sebagai Nathan
- Rafe Spall sebagai Humphreys
- Sally Hawkins sebagai Julie
- Eddie Marsan sebagai Martin
- Jo Yang as Zhang sebagai Mei
- Martin McCann sebagai Michael
Film Beautiful Young minds berawal dari kisah seorang pemuda bernama Nathan yang memiliki ketakutan untuk mengatakan suatu hal yang bersifat non-matematis. Seorang anak yang sejak kecil didiagnosa mengidap autis dan synaesthesia (sensitive terhadap perubahan cahaya dan pola).
Nathan sangat dekat dengan sang ayah, sampai pada akhirnya ia kehilangan seorang ayah karna kecelakaan lalu lintas diusia 9 tahun. Sementara, sejak kematian sang ayah, Nathan menghindar dari sentuhan dan kontak mata dengan Ibunya yaitu Julie. Julie sangat sayang serta perhatian pada Nathan bahkan terhadap hal-hal kecil seperti bentuk makanan yang harus simetris atau banyak makanan dengan jumlah bilangan prima(bilangan favorite Nathan) yang akan di makan oleh Nathan.
Baca Juga:
- Sayur Kangkung, Baik untuk Kesehatan Mata dan Imunitas
- Tips Yang Harus Kamu Hindari Usai Makan Berlemak
- Simak! Begini Sejarah Bedug Sebagai Alat Komunikasi Yang Perlu Anda Ketahui
Nathan merasa dirinya punya kekuatan khusus yaitu pandai matematika. Hingga kemudian Nathan menerima tawaran untuk kuliah lanjutan khusus karna kepintarannya pada bidang matematika. Di kampusya, Nathan mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi dan pelatihan yang dilakukan di Taipei sebagai Tim olimpiade Negara Inggris dalam Olimpiade Matematika Internasional di Cambrige, Inggris.
Setelah di Taipei, Nathan bertemu dengan Zhang Mei yang juga merupakan murid pintar yang akan seleksi untuk mengukuti olimpiade pula. Nathan dengan mudah berbincang dengan Zhang Mei karna sebelum melakukan perjalanan ke Taipei Nathan mempelajari Bahasa mandarin dari buku. Terlalu sering Bersama membuat Nathan dan Zhang Mei memiliki perasaan, bedanya, Zhang Mei bisa mengungkapkannya, sementara bagi Nathan ini adalah sebuah teka-teki yang membuat dirinya kebingungan dengan apa yang ia rasakan.
Sesaat sebelum olimpiade dimulai, Zhang Mei yang tertangkap basah sang paman sedang berdua dengan Nathan memutuskan untuk pergi dan tidak mengikuti Olimpiade. Olimpiade pun dimulai, pikiran Nathan bergerak memikirkan semua hal yang membuatnya berfikir, tentang kereta listrik, kecelakannya bersama sang ayah, lampu merah, dan perasaannya pada Zhang Mei, semua itu sangat mengganggu pikirannya dan membuat ia pergi meninggalkan ruangan , tanpa menuliskan apapun pada lembar jawaban olimpiade.
Baca Juga:
- Harus Tahu! 6 Aksi Nyata Ir. Soekarno Untuk Palestina
- Sudah Ada Sejak Masa Kolonial Belanda, Istilah Halal Bi Halal Berawal dari Penjual Martabak
- Islam Humanis, Solusi Problem Kekinian
Diakhir film, Nathan menyadari semuanya, yang pada akhirnya, Julie dapat merasakan transfer kasih sayang dari seorang anak, dan Nathan yang mendapatkan formula cinta yang membuat kisah ini ditutup dengan air mata.
Pesan Kesan!
Tidak ada yang Instan di Dunia ini, semua butuh proses, bahkan seorang yang memiliki kelebihan seperti Nathan, tokoh jenius dalam film Beautiful Young minds pun tetap belajar dan terus belajar. Tidak merasa puas akan pengetahuan. Tak sedikit ayat Alquran yang memerintahkan manusia agar senantiasa menjadi manusia yang berpikir. Bahkan, ayat pertama yang Allah turunkan melalui Rasulullah adalah perintah untuk membaca: iqra!
Jadi pesan moral dalam film Beautiful Young minds adalah keterbatasan yang kita miliki bukanlah penghalang untuk kita meraih prestasi, tetap belajar dari manapun dan dari siapapun.
- Kontributor: Lutfianty Rahayu