oleh

Usaha Untuk Tidak Diam

LENSAISH.COM – Dalam berbagai situasi dan kondisi yang pernah Kita jalani setidaknya terbekas ingatan tentang “Bagaimana Kita menjalaninya?”. Menikmati setiap proses kebimbangan dari beragam masalah yang pernah Kita taklukkan. Akan samahalnya dengan situasi-situasi kedepan yang mampu Kita petakan. Alurnya hampir sama, dinamikanya tergantung grafik emosional dalam diri.

Kesekian kalinya Kita masih saja memilih diam. Tak ada beda antara lingkungan yang mendidik untuk bergerak dengan untuk diam. Seperti bocah polos yang duduk manis sembari melayangkan pandangannya, satu dua jam tak kerasa telah mengantarkannya di pintu kebosanan yang Ia ciptakan.

Setidaknya Tuhan telah berbaik hati, sehingga Kita lahir dengan sempurna. Bermacam Hardware telah terpasang, Software telah tersedia. Tinggal satu langkah; menginstal dan segera menggunakannya.

Baca Juga  Selamat dan Sukses Hari Ulang Tahun Ke-12 HMKM STIKES Cendekia Utama Kudus

Tak ada yang salah dari usaha. Ingatkah situasi disaat Kita masih tertatih belajar mengendarai sepeda? sehingga dituntun Bapak yang dengan setia menemani sampai kondisi Kita sekarang –tidak hanya sepeda, motor maupun mobil-pun mampu!-.

Tuhan paling mengerti karakteristik ciptaanya. Meskipun ia telah berulangkali menegur tindakan Kita yang berakibat kerusakan. Masih terbuka lebar tangan kasih sayangnya dalam menuntun Kita.

Bergerak adalah tanda kehidupan. Ciri dari pertumbuhan. Aktualisasi anugrah Tuhan, sehingga mampu menjadi kebermanfaatan.

Setiap dari mahluk Tuhan ibarat kata telah mendapatkan nomor undiannya. Porsi yang telah tersedia sehingga Ia juga telah menitipkan potensi diri. Sudah sepatutnya tidak terjadi lagi rasa iri dan dengki diantara sesama manusia. Yang harus dipertanyakan dan disiapkan adalah “Apakah Aku sudah mengenal siapakah diriku ini?”.

Baca Juga  Simak! Ini Tips Simpan Daging Kurban Supaya Awet

Selanjutnya, usaha memakmurkan bumi tidak bisa luput dari campur tangan manusia sebagai mahluk Tuhan yang paling istimewa. Usaha yang senantiasa dilakukan dalam rangka tunduk, patuh, dan wujud nyata dari menyembah-Nya. Ke-Sholihan yang tidak hanya sebatas melakukan ritus-ritus ibadah, tapi mewujud nyata dalam tindakan, sehingga menciptakan ke-harmonisan.

Penulis: Fikri Ainul Hana (Redaktur lensaish.com)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *