Yuk Cari Tau Tidur Yang Disunnahkan Oleh Rasulullah SAW

LENSAISH.COM – Siapa yang tidak menyukai tidur? Tidur merupakan kebutuhan bagi tubuh, sebenarnya tidur bisa kita lakukan kapan saja, namun, ada loh tidur yang disunnahkan oleh Rasulullah.

Tidur merupakan aktivitas yang sangat berpengaruh bagi kesehatan tubuh. Dengan tidur, tubuh kita akan kembali bugar setelah seharian beraktivitas. Tidur juga merupakan aktivitas yang disunnahkan oleh Rasulullah, yakni tidur siang atau “qailulah”.

Qailulah dinyatakan sebagai sunnah nabi dalam hadist riwayat Anas RA

قِيْلُوْا فَاِنَّ الشَّيَا طِيْنَ لاَ تَقِيْلُ

Yang artinya : “Tidurlah qailulah (tidur siang) karena setan tidaklah mengambil tidur siang”.

Qailulah merupakan tidur sejenak pada siang hari, tepatnya sebelum maupun setelah dzuhur, dengan durasi sekitar 10-30 menit, itu sudah cukup sebagai qailulah.

Qailulah atau tidur siang memiliki beberapa manfaat diantaranya :

Memperkuat daya ingat

Melansir dari www.bbc.co.uk. Tidur siang sejenak membantu otak menyimpan memori dalam peristiwa yang disebut konsolidasi memori.

Baca Juga  Digital Detox: Solusi untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Kualitas Hidup

Menurunkan resiko penyakit jantung

Menurut hasil penelitian dari para peneliti Tokyo university, menjelaskan bahwa tidur siang selama 30 menit dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner. Orang yang tidur siang memiliki risiko penyakit jantung 37% lebih rendah dibandingkan dengan orang yang  tidak tidur siang.

Mengurangi stress

Melansir dari halodoc, tidur dapat mengurangi stress karena tidur siang dapat memicu perubahan saraf simpatik dari sistem saraf otonom sebagai pemicu stress.

Tidak hanya tidur qailulah, tidur setelah sholat isya juga merupakan tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah. Rasulullah terbiasa tidur setelah sholat isya lalu terbangun pada sepertiga malam untuk melaksanakan shalat tahajud. Hal ini didasarkan pada hadist riwayat Aisyah R.A

أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ ، وَيَقُومُ آخِرَهُ فَيُصَلِّي . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Rasulullah SAW tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam. Lalu beliau melakukan sholat,” (HR Muttafaqun ‘alaih).

Baca Juga  Menghadapi Self Harm dengan Self Reward: Pendekatan untuk Meningkatkan Kesehatan Mental

Pada waktu itu Rasulullah tidak menyukai orang yang berbincang-bincang setelah shalat isya dan orang yang tidur sebelum shalat isya.

Jika ada tidur yang disunnahkan oleh Rasulullah, adakah tidur yang di makruhkan oleh Rasulullah? Jawabannya ada. Antara lain, sebagai berikut:

1. Tidur di waktu pagi

Rasullullah tidak menyukai tidur di pagi hari karena pagi hari merupakan waktu untuk mencari rezeki. Jika dilihat dari sisi kesehatan, tidur di pagi hari dapat mengganggu metabolisme tubuh, tidak hanya itu, tidur di pagi hari juga menyebabkan obesitas, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta mudah lupa.

2. Tidur sebelum shalat isya

Tidur sebelum shalat isya membuat seseorang lalai dalam sholatnya, bahkan dapat meninggalkan shalat isya, shalat malam serta shalat subuh.

Baca Juga  Jangan Jual Suara, Pilih Pemimpin yang Berkualitas

3. Tidur setelah makan

Di dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah R.A Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda: “Janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat kalian menjadi keras” (HR Abu Nua’im). Dari segi kesehatan, tidur setelah makan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, mengganggu metabolisme, gangguan pencernaan, menurunkan kualitas tidur, dan meningkatkan potensi gerd.

4. Tidur setelah shalat ashar

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah kamu tidur setelah Ashar, karena sesungguhnya tidur di waktu itu dapat menyebabkan penyesalan.” Tidur setelah shalat ashar atau tidur pada sore hari dapat mengganggu sensitivitas insulin sehingga dapat menyebabkan kenaikan gula darah.

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, tidak hanya menjalankan sunnah nabi, kita juga mendapat beribu manfaat dari tidur siang. Namun tidak dianjurkan setiap waktu, karena sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *