oleh

Pesan-Pesan Penting Rasulullah dalam Khutbah Gerhana

LENSAISH.COM – Ketika terjadi gerhana, Rasulullah SAW melakukan shalat sunnah gerhana dua rakaat. Setelah itu Rasulullah SAW berdiri dan berkhotbah di hadapan para sahabatnya. Pada khutbah gerhana, Rasulullah SAW mengingatkan para sahabatnya untuk sembahyang sunnah, berdoa, dan sedekah karena mengagungkan Allah SWT.

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:  

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، وَإِنَّهُمَا لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَكَبِّرُوا وَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ

Artinya, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bagian dari kekuasaan Allah. Gerhana bulan atau matahari terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, takbirlah, berdoalah kepada Allah, kerjakan shalat dan bersedekalah wahai umat Muhammad,” (HR Muslim).

Baca juga:

Riwayat serupa terdapat juga dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim berikut ini:

إن الشمس والقمر لا ينكسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتم ذلك فصلوا وادعوا الله تعالى رواه الشيخان وفي رواية مسلم ادعوا الله وصلوا حتى ينكشف بكم

Artinya, “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan terjadi bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Apabila kalian melihat gerhana, maka shalat dan berdoalah kepada Allah,” (HR Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Imam Muslim, terdapat “Berdoalah kepada Allah dan hendaklah shalat sunnah hingga kembali terang padamu,” (HR Muslim).

Rasulullah dalam khutbah shalat gerhana ini menegaskan bahwa gerhana bulan tidak berkaitan dengan kematian dan kelahiran seseorang. Gerhana terjadi karena kekuasaan Allah SWT. Rasul menyampaikan hal ini sebagai koreksi atas keyakinan masyarakat Arab pra-Islam yang memahami gerhana sebagai tanda dari kematian dan kelahiran.

Baca juga:

Kebetulan ketika terjadi gerhana saat itu, putra Rasulullah dari Marya Qibtiyyah, Sayyid Ibrahim meninggal dunia. Dengan adanya khutbah tersebut, Rasul ingin menegaskan bahwa gerhana tidak ada kaitannya dengan kematian putranya atau siapa saja.

Syekh Taqiyuddin Al-Hishni dalam Kifayatul Akhyar mengutip pesan penting Rasulullah SAW untuk umatnya dalam khutbah gerhana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah SAW mengingatkan umatnya untuk menjauhi dosa besar zina.

        ويسن أن يخطب بعد الصلاة خطبتين كخطبتي الجمعة لفعله صلى الله عليه وسلم رواه مسلم وفيه (قام فخطب فأثنى على الله تعالى) إلى أن قال (يا أمة محمد هل من أحد أغير من الله أن يرى عبده أو أمته يزنيان يا أمة محمد والله لو تعلمون ما أعلم لبكيتم كثيرا ولضحكتم قليلا ألا هل بلغت

Artinya, “Dianjurkan menyampaikan dua khutbah gerhana seperti khutbah Jumat setelah shalat sunnah gerhana sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam riwayat Imam Muslim. Di dalam riwayat itu disebutkan bahwa Rasulullah SAW berdiri lalu berkhutbah, memuji Allah SWT (sampai gilirannya beliau mengatakan) ‘Wahai ummat Muhammad, apakah ada yang lebih cemburu daripada Allah ketika melihat hamba laki-laki dan hamba perempuan-Nya berzina? Wahai ummat Muhammad, demi Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui apa yang kuketahui, niscaya kalian lebih banyak menangis dan lebih sedikit tertawa. Ketahuilah, sudahkah kusampaikan?’” (Lihat Taqiyyiddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 128).

Baca juga:

Pesan penting Rasulullah SAW dalam khutbah gerhana ini diriwayatkan oleh banyak sahabatnya. Oleh karena itu, orang yang melakukan shalat sunnah gerhana berjamaah dianjurkan untuk berkhutbah gerhana seusai shalat dan menyampaikan pesan-pesan Rasulullah SAW untuk beramal saleh serta tidak lalai dan terpedaya.

        وروى الخطبة جمع من الصحابة في الصحيح وينبغي أن يحرضهم على الإعتاق والصدقة ويحذرهم الغفلة والاغترار وفي صحيح البخاري أنه عليه الصلاة والسلام أمر بالعتاقة في كسوف القمر

Artinya, “Khutbah gerhana ini diriwayatkan oleh sejumlah orang sahabat dalam Sahih Muslim. Khatib seyogianya menganjurkan jamaah shalat sunnah gerhana untuk memerdekakan budak dan bersedekah, serta mengingatkan mereka agar tidak lalai dan terpedaya. Dalam shahih Bukhari diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan sahabatnya untuk memerdekakan budak dalam khutbah shalat gerhana bulan,” (Lihat Taqiyyiddin Al-Hishni, Kifayatul Akhyar, [Beirut, Darul Fikr: 1994 M/1414 H], juz I, halaman 128).

Baca Juga  Peran Ulama dan Santri, Ini Isi Resolusi Jihad NU Sejarah Hari Santri Nasional

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *